“Saya sungguh berharap wacana
tentang karakter tidak berakhir tragis sebagaimana isu-isu lain yang bergulir
karena pejabat melontarkannya, lalu kita berebut mebicarakannya.”
BEM STIE Hidayatullah selaku
organisasi kemahasiswaan terus meningkatkan kepeduliannya terhadap dunia
pendidikan. Mereka sangat sadar sebagai kaum intelektual yang ideologis harus mampu
menjadi bagian dalam rangka membangun pendidikan karakter, dan juga tentunya
harus mempersiapkan dirinya sebagai insan
bertaqwa yang mampu memberikan aufklarung bagi problematika pendidikan nasional.
Salah satu upaya tersebut dapat direalisasikan dalam acara Seminar Nasional “Mengoptimalkan Peran Guru dan Orang Tua Dalam Mewujudkan Pendidikan Berbasis Karakter” yang diadakan hari ini Ahad, 22 Januari 2012 bertempat di Graha Insan Cita, Kota Depok-Jawa Barat. Seminar yang Menghadirkan nara sumber seorang psikolog sekaligus konsultan pendidikan Bapak Mohammad Fauzil Adhim, dan seminar itu sendiri dihadiri peserta yang notabene adalah praktisi pendidikan baik kepala sekolah, guru, orang tua maupun mahasiswa dari berbagai kampus yang ada di kota Depok.
Dalam pembuka
orasinya, Bapak Fauzil Adhim menyampaikan
bahwa “Saya sungguh berharap wacana tentang karakter tidak berakhir tragis
sebagaimana isu-isu lain yang bergulir karena pejabat melontarkannya, lalu kita
berebut membicarakannya.” Pertanyaannya apa sih karakter itu? “Karakter adalah kombinasi khas
berbagai kualitas pada diri seseorang yang membedakan orang tersebut dengan
orang lain” urai alumnus Fakultas Psikologi UGM ini.
Selanjutnya beliau menjelaskan beberapa
hal penting yang perlu diperhatikan dalam membangun Pendidikan Karakter, diantaranya
:
1.
TRUTH OVER HARMONY
Harmoni memang penting, tapi
kebenaran tidak bisa ditukar dengan harmoni karena harmoni itu sangat bertumpu
pada kebenaran.
2.
PRINCIPLES OVER RULES
Sebelum membuat aturan kita
harus mempunyai prinsip karena aturan itu dibuat untuk menegakkan prinsip.
3.
VALUE SUCCESS& FAILURE
Sukses bermakna sama
terhormatnya dengan gagal bermakna, daripada sukses tanpa integritas.
4.
CREATE A CHARACTER CULTURE
Tidak ada gunanya panjang
lebar membahas pendidikan karakter tanpa membangun budaya karakter.
5.
INSPIRATION
Kerahkan pikiran dan tenaga
untuk menginspirasikan karakter, bukan menanamkan karakter.
Sebagai penutup, Bapak Fauzil Adhim memohon do’a kepada semua peserta seminar agar usaha
membangun pendidikan karakter dapat terwujud nyata sehingga mampu menjadi
rujukan para orang tua murid yang sedang kebingungan mencari tempat menuntut
ilmu bagi putra-putrinya tercinta. Alhasil, karakter bukanlah serangkaian
perilaku yang baik atau buruk, bukan pula berbagai kebiasaan mulia atau hina.
Karakter merupakan kualitas personal yang darinya akan muncul berbagai perilaku
positif bila karakter positif dan perilaku negative bila karakter negative.
(ZAINAL ARIFIN, S.Pd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar